Pecundang!

Aku selalu mengutuk diriku yang terlalu mengagungkan harga diri dan perspektif konvensional tentang bagaimana seharusnya para wanita bersikap di mata masyarakat dan adat istiadat (yang ketinggalan zaman).

Padahal, kata mereka aku adalah salah satu teman yang cukup feminis — karena telah turut serta menyuarakan pendapat, bahwa:

“Setiap wanita harus menjadi independen dan siap siaga terhadap segala bentuk perilaku yang mengarah kepada gugatan talak dan perceraian di depan meja hijau”

Pecundang!

Para pencetus prinsip memang kadang selalu menjadi tersangka utama yang melanggar teori tanpa didasari alasan yang terlalu jelas.

Sebagai wanita independen yang juga feminis, untuk mengatakan jika “aku cinta padamu” saja — lidahku dingin dan kelu seketika.

Kalau terus begini, sekarang aku bisa apa?

….selain membunuh waktu dengan bermain ukulele dan menyanyikan lagu-lagu sendu dari para penyanyi indie yang puitis.

Gila, sekarang orator ulung sepertiku malah tidak memiliki daya apapun untuk sekadar ba-bi-bu di hadapanmu.

Magis! Aku jadi curiga, jangan-jangan kau memang memiliki kekuatan spiritual untuk menyulapku menjadi batu.

Kalau begitu, sial.

Penulis: Analogi Waktu

tentang kisah yang tidak kita bagi dengan semesta

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai